Senin, 12 Desember 2011

Sejarah Song Dinasti

 
Dinasti Song (Hanzi: 宋朝, hanyu pinyin: song chao) adalah salah satu dinasti yang memerintah di Cina antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Cina diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periode Lima Dinasti dan Sepuluh Negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Cina pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara.
Dinasti Song dibagi ke dalam dua periode berbeda, Song Utara dan Song Selatan. Semasa periode Song Utara (bahasa Tionghoa: 北宋, 960–1127), ibukota Song terletak di kota Bianjing (sekarang Kaifeng) dan dinasti ini mengontrol kebanyakan daerah Cina dalam (daerah suku Han bermayoritas). Song Selatan (bahasa Tionghoa: 南宋, 1127–1279) merujuk pada periode setelah dinasti Song kehilangan kontrol atas Cina Utara yang direbut oleh Dinasti Jin. Pada masa periode ini, pemerintahan Song mundur ke selatan Sungai Yangtze dan mendirikan ibukota di Lin'an (sekarang Hangzhou). Walaupun Dinasti Song telah kehilangan kontrol atas daerah asal kelahiran kebudayaan Cina yang berpusat di sekitar Sungai Kuning, ekonomi Dinasti Song tidaklah jatuh karena 60 persen populasi Cina berada di daerah kekuasaan Song Selatan dan mayoritas daerah kekuasaannya merupakan tanah pertanian yang produktif.[1] Dinasti Song Selatan meningkatkan kekuatan angkatan lautnya untuk mempertahankan daerah maritim dinasti Song. Untuk mendesak Jin dan bangsa Mongol, dinasti Song mengembangkan teknologi militer yang menggunakan bubuk mesiu. Pada tahun 1234, Dinasti Jin ditaklukkan oleh bangsa Mongol. Möngke Khan, Khan ke-empat kekaisaran Mongol, meninggal pada tahun 1259 dalam penyerangan ke sebuah kota di Chongqing. Saudara lelakinya, Kublai Khan kemudian dinyatakan sebagai Khan yang baru, walaupun klaim ini hanya diakui oleh sebagian bangsa Mongol di bagian Barat. Pada tahun 1271, Kubilai Khan dinyatakan sebagai Kaisar Cina.[2] Setelah peperangan sporadis selama dua dasawarsa, tentara Kubilai Khan berhasil menaklukkan dinasti Song pada tahun 1279. Cina kemudian disatukan kembali di bawah Dinasti Yuan (1271–1368).[3]
Populasi Cina meningkat dua kali lipat semasa abad ke-10 dan ke-11. Pertumbuhan ini didukung oleh perluasan kultivasi padi di Cina tengah dan selatan, penggunaan bibit beras cepat panen dari Asia selatan dan tenggara, dan surplus produksi bahan pangan.[1][4] Sensus Dinasti Song Utara mencatat populasi sekitar 50 juta. Angka ini menyamai populasi Cina pada saat Dinasti Han dan Dinasti Tang. Data ini diperoleh dari sumber catatan Dua Puluh Empat Sejarah (bahasa Tionghoa: 二十四史). Namun, diperkirakan bahwa Dinasti Song Utara berpopulasi sekitar 100 juta jiwa.[5] Pertumbuhan populasi yang dramatis ini memacu revolusi ekonomi Cina pramodern. Populasi yang meningkat ini merupakan salah satu penyebab lepasnya secara perlahan peranan pemerintah pusat dalam mengatur ekonomi pasar. Populasi yang besar ini juga meningkatkan pentingnya peranan para bangsawan rendah dalam menjalankan administrasi pemerintahan tingkat bawah.
Kehidupan sosial semasa Dinasti Song cukup vibran. Elit-elit sosial saling berkumpul untuk memamerkan dan memperdagangkan karya-karya seni berharga, masyarakat saling berkumpul dalam festival-festival publik dan klub-klub privat, dan di kota-kota terdapat daerah perempatan hiburan yang semarak. Penyebaran ilmu dan literatur didorong oleh penemuan teknik percetakan blok kayu yang telah ada dan penemuan percetakan bergerak pada abad ke-11. Teknologi, sains, filsafat, matematika, dan ilmu teknik pra-modern berkembang dengan pesat pada masa Dinasti Song. Walaupun institusi seperti ujian pegawai sipil telah ada sejak masa Dinasti Sui, institusi ini menjadi lebih menonjol pada periode Song. Hal inilah yang menjadi faktor utama bergesernya elit bangsawan menjadi elit birokrat.

Obat Tradisional

Khasiat Buah Pala untuk Kesehatan

Buah pala sudah terkenal sejak dahulu memiliki berbagai macam khasiat dan kegunaan, dari bumbu masakan sampai dengan obat alami untuk berbagai macam penyakit. Buah pala dari Indonesia, terutama yang di hasilkan dari pulau Banda Neira adalah buah pala dengan kualitas terbaik di dunia.

Berikut beberapa khasiat buah pala untuk kehidupan manusia:
  1. Sebagai bumbu masakan: buah pala merupakan penyedap serta pengawet alami
  2. Untuk Kesehatan:
  • Pereda sakit gigi
Zat yang terkandung dalam minyak pala membantu memerangi bakteri dalam mulut yang menyebabkan gigi berlubang. Untuk mengurangi rasa sakit pada gigi/gusi, oleskan beberapa tetes minyak pala pada gusi yang sakit sambil dipijat.
  • Pereda sakit perut
Senyawa alami yang terkandung dalam buah pala ini berkhasiat membantu kelancaran saluran pencernaan, tidak heran sejak dulu pala sudah di kenal untuk mengatasi masalah diare, perut kembung dan gangguan pencernaan lainnya.

  • Obat tidur
Untuk mengatasi masalah tidur, tuangkan sedikit pala bubuk pada segelas susu hangat.
  • Menghilangkan jerawat dan noda
Tubuk buah pala sampai halus lalu campurkan dengan susu whole milk , aduk hingga berbentuk pasta. Aplikasikan pada bagian wajah yang bermasalah, diamkan beberapa menit, lalu bersihkan wajah seperti biasa.

Primitif

Primitif adalah suatu kebudayaan masyarakat atau individu tertentu yang belum mengenal dunia luar atau jauh dari peradaban. Primitif mempunyai arti tidak mengenal peradaban dan tidak mengenal kesopanan atau tatakrama.
Kata primitif sering digunakan untuk suatu kebudayaan atau masyarakat yang hidupnya masih tergantung alam ataupun tidak mengenal dunia luar.
Adapun kata primitif ditujukan untuk seseorang yang tidak mempunyai kesopanan dalam perilakunya baik secara verbal maupun secara fisik
Contoh dari tindakan primitif
  • Suatu suku hidupnya bergantung pada alam meskipun dunia luar sudah mengalami modernisasi
  • Seseorang yang mengucapkan kata-kata kasar kepada orang lain maka orang tersebut akan dianggap primitif
  • Suatu kegiatan kebudayaan yang dianggap kuno/ketinggalan[zaman , maka bisa dikatakan primitif
  • Suatu kegiatan yang jauh dari tatakrama dan norma-norma yang ada maka akan dikatakan primitif